Pemecatan Ruhut Sitompul
Fortuner SUV Terbaik. Pemecatan Ruhut Sitompul dari DPP Partai Demokrat, membuat koleganya di Komisi III DPR angkat bicara. Anggota Komisi III asal Partai Gerindra Martin Hutabarat, mengaku mengenal Ruhut Sitompul sejak 35 tahun lalu. "Dia orangnya ramah dan mudah bergaul. Dia sebenarnya lebih cocok menjadi publik figur atau tokoh utama film, daripada seorang politisi," kata Martin, Minggu (16/12/2012).
Martin mengatakan, politisi di Indonesia belum tentu apa yang dikatakannya sejalan dengan yang ada di pikirannya. "Kalau Ruhut, apa yang diucapkannya, itulah yang di hatinya. Selalu blak-blakan kalau bicara. Kadang-kadang seperti tidak tahu tempat dan waktu," ucap Martin.
Mengenai Anas Urbaningrum, Martin menyatakan Ruhut awalnya sangat mengidolakan sang Ketua Umum Partai Demokrat sebagai pemimpin yang cemerlang. "Dia kampanye habis-habisan untuk menjadikan Anas jadi Ketum Partai Demokrat," ujarnya.
Bahkan, kepada kolegannya yang bukan berasal dari Partai Demokrat, Martin mengatakan Ruhut ngotot agar tidak mengkritik Anas dan menyebut kekurangannya. Martin menuturkan, semua pihak mengetahui bahwa Ruhut merupakan salah satu anggota Tim Pemenangan Anas dalam pemilihan Ketua Umum Demokrat.
"Sehingga, pencopotannya dari DPP Partai Demokrat karena berlawanan dengan Anas tentu sangat memprihatinkan. Sebab, Anas adalah orang yang sangat diidolakannya dulu," paparnya. Menurut Martin, dulu Ruhut membela orang yang dianggap menjadi panutannya, seperti Akbar Tanjung dalam dugaan korupsi meskipun melawan opini publik. Kemudian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kasus Bank Century.
Ruhut, lanjutnya, juga salah satu anggota DPR yang membela KPK. Ruhut, kata Martin, selalu berusaha ikut memperjuangkan pemberantasan korupsi di rapat-rapat Komisi III. "Sekarang Ruhut sudah dicopot dari DPP Demokrat. Penggantinya adalah seorang mantan pelawak tulen yang jarang bicara di media massa," sindir Martin.
Martin memaparkan, banyak orang mengharapkan SBY akan membela Ruhut, melihat bagaimana kegigihan dan kefanatikan 'Si Poltak' selama ini, dalam membela Ketua Dewan Pembina Demokrat. "Dia pun tidak pernah marah atau ambil pusing kalau dicap orang sebagai herder-nya SBY. Pendeknya, SBY seolah-olah sudah setengah dewa di mata Ruhut, yang tidak ada cacatnya sedikitpun," tutur Martin.
Martin berharap Ruhut belajar dari keputusan DPP Partai Demokrat. Ia pun meminta Ruhut menimbang kembali menjadi pemain film. "Ruhut perlu mengevaluasi diri, apakah menjadi politisi sesuai dengan bakat dan panggilannya? Kalau tidak, lebih baik Ruhut kembali ke habitatnya semula sebagai publik figur yang sangat populer dan dikagumi oleh banyak orang," saran Martin.
Diberitakan sebelumnya, Ruhut Sitompul dipecat dari Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat. Posisi Ruhut digantikan oleh Nurul Qomar, mantan pelawak yang pernah tergabung dalam Kelompok Empat Sekawan.
Martin mengatakan, politisi di Indonesia belum tentu apa yang dikatakannya sejalan dengan yang ada di pikirannya. "Kalau Ruhut, apa yang diucapkannya, itulah yang di hatinya. Selalu blak-blakan kalau bicara. Kadang-kadang seperti tidak tahu tempat dan waktu," ucap Martin.
Mengenai Anas Urbaningrum, Martin menyatakan Ruhut awalnya sangat mengidolakan sang Ketua Umum Partai Demokrat sebagai pemimpin yang cemerlang. "Dia kampanye habis-habisan untuk menjadikan Anas jadi Ketum Partai Demokrat," ujarnya.
Bahkan, kepada kolegannya yang bukan berasal dari Partai Demokrat, Martin mengatakan Ruhut ngotot agar tidak mengkritik Anas dan menyebut kekurangannya. Martin menuturkan, semua pihak mengetahui bahwa Ruhut merupakan salah satu anggota Tim Pemenangan Anas dalam pemilihan Ketua Umum Demokrat.
"Sehingga, pencopotannya dari DPP Partai Demokrat karena berlawanan dengan Anas tentu sangat memprihatinkan. Sebab, Anas adalah orang yang sangat diidolakannya dulu," paparnya. Menurut Martin, dulu Ruhut membela orang yang dianggap menjadi panutannya, seperti Akbar Tanjung dalam dugaan korupsi meskipun melawan opini publik. Kemudian, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam kasus Bank Century.
"Mereka dibelanya tanpa kenal malu, meskipun membuatnya semakin tidak disukai oleh lawan-lawan politik SBY dari partai lain, termasuk lawan politik SBY di Partai Demokrat sendiri. Setiap kali SBY curhat ke pers soal partai yang dibidaninya, selalu Ruhut lah yg tampil paling depan membelanya. Meskipun kadang-kadang dianggap orang caranya tidak selalu pas," papar Martin.
Ruhut, lanjutnya, juga salah satu anggota DPR yang membela KPK. Ruhut, kata Martin, selalu berusaha ikut memperjuangkan pemberantasan korupsi di rapat-rapat Komisi III. "Sekarang Ruhut sudah dicopot dari DPP Demokrat. Penggantinya adalah seorang mantan pelawak tulen yang jarang bicara di media massa," sindir Martin.
Martin memaparkan, banyak orang mengharapkan SBY akan membela Ruhut, melihat bagaimana kegigihan dan kefanatikan 'Si Poltak' selama ini, dalam membela Ketua Dewan Pembina Demokrat. "Dia pun tidak pernah marah atau ambil pusing kalau dicap orang sebagai herder-nya SBY. Pendeknya, SBY seolah-olah sudah setengah dewa di mata Ruhut, yang tidak ada cacatnya sedikitpun," tutur Martin.
Martin berharap Ruhut belajar dari keputusan DPP Partai Demokrat. Ia pun meminta Ruhut menimbang kembali menjadi pemain film. "Ruhut perlu mengevaluasi diri, apakah menjadi politisi sesuai dengan bakat dan panggilannya? Kalau tidak, lebih baik Ruhut kembali ke habitatnya semula sebagai publik figur yang sangat populer dan dikagumi oleh banyak orang," saran Martin.
Diberitakan sebelumnya, Ruhut Sitompul dipecat dari Ketua Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat. Posisi Ruhut digantikan oleh Nurul Qomar, mantan pelawak yang pernah tergabung dalam Kelompok Empat Sekawan.